Model Sarang Laba-laba Model Sarang Laba-laba

Model Sarang Laba-laba

Model-model Yang Terilhami Oleh Jaring Laba-laba

Salah satu metode yang sangat populer dewasa ini adalah membuat rancangan-rancangan industri dengan mengambil contoh dari alam, karena model-model di alam dalam setiap segi tidak memiliki cacat. Sifat-sifat hemat-energi, tingkat estetika, tingkat kepraktisan, dan manuverabilitas antara lain merupakan hal yang penting bagi sebuah rancangan yang telah tersedia dalam bentuk yang sempurna di alam ini. Model-model yang dibuat manusia dengan kemampuannya, serta pengetahuan yang dikumpulkannya bertahun-tahun dan yang diantaranya melalui proses yang sulit, umumnya hanya menghasilkan tiruan yang buruk terhadap contoh-contoh yang ada di alam. Kita bisa melihatnya jika kita membandingkan tiruan-tiruan ini dengan contoh aslinya di alam.

Laba-laba merupakan salah satu mahluk hidup yang dijadikan contoh. Jaring laba-laba mahkota atau laba-laba embun, misalnya, merupakan contoh yang sangat sempurna dari sudut pandang estetika maupun rekayasa. Laba-laba ini membuat jaringnya pada sudut datar, sedemikian rupa sehingga mirip sebuah seperai, di atas padang rumput. Laba-laba ini menyebarkan seluruh beban jaring dengan menggunakan bilah-bilah rumput tegak sebagai pemberat.

Sarang burung berbentuk lonceng di Munich, terinspirasi oleh teknik yang digunakan oleh laba-laba rakit dalam membangun jaringnya.
Sebuah projek pemukiman bawah air yang terinspirasi oleh jaring laba-laba air tawar. Untuk kelangsungan hidupnya, laba-laba membawa udara yang dibutuhkan dan makanan ke dalam jaringnya yang tahan air. Pada pemukiman bawah air, kaca digunakan sebagai pengganti jaring.
Manusia meniru cara ini untuk menutupi bidang-bidang yang luas. Stadion Olimpiade Munich dan bandara udara Jeddah, yang sering disebut sebagai contoh arsitektur moderen, dibangun dengan meniru jaring laba-laba.

Laba-laba telah menggunakan model-model ini di seluruh dunia sejak pertama kali mereka muncul. Tentu saja diperlukan tingkat pengetahuan rekayasa yang memadai agar model-model tersebut bisa muncul dan diterapkan dalam praktek. Namun karena tidak pernah menerima pelatihan, laba-laba tidak tahu sama sekali mengenai perancangan konstruksi maupun arsitektural. Laba-laba, seperti mahluk hidup lainnya, berbuat hanya berdasarkan inspirasi yang dianugrahkan Tuhan kepadanya sejak mereka lahir. Ini merupakan satu-satunya sebab dari keajaiban arsitekturalnya. Tuhan menyatakan dalam sebuah ayat bahwa semua mahluk hidup berada di bawah kekuasaanNya.