Elastisitas Benang Sutera dari jaring laba-laba Elastisitas Benang Sutera dari jaring laba-laba

Elastisitas Benang Sutera dari jaring laba-laba

Elastisitas Benang Sutera
Bergantung pada tujuan pemakaiannya, benang laba-laba memiliki sifat-sifat yang berbeda. Sebagai contoh, benang-benang lengket berbeda dari benang untuk tali-gantung yang dibuat dalam kelenjar yang berbeda pula. Benangnya lebih tipis dan lebih elastik. Dalam kondisi tertentu, benang jenis ini dapat molor hingga 500-600 persen.

Laba-laba memiliki sistem pompa-dan-katup yang memungkinkannya mampu membuat benang sutera. Saluran-saluran kelenjar mengentalkan zat yang dipancarkannya menjadi bentuk yang sangat pekat - suatu kristal cair yang molekul-molekulnya tersusun dalam garis-garis sejajar. Gaya-gaya geser kuat yang ditimbulkan cerat ekstrusi pada benang yang keluar, menyebabkan rantai-rantai membentuk struktur tersier stabil yang disebut sebagai lapisan/lembaran berlipit-beta (beta-pleated sheet).

Kristal-kristal protein ini selanjutnya dimasukkan kedalam matriks semacam karet, yang tersusun dari rantai-rantai asam amino, yang tidak terhubung ke lapisan-lapisan berlipit-beta. Namun, tali-tali helikal ini terikat dalam keadaan yang berentropi tinggi. Kondisi acak inilah tepatnya yang menyebabkan elastisitas luar biasa, seperti karet, pada sutera. Meregangkan benang sutera menyebabkan lepasnya tali-tali protein dari keadaan tidak-teraturnya, sedangkan mengulurnya memungkinkan tali-tali ini berhubungan kembali membentuk ketidakteraturan. Scientific American, Spider Webs and Silks, March 1992, p. 70

Elastisitas benang-benang lengket memungkinkan terhentinya gerakan serangga yang menubruknya secara perlahan-lahan. Dengan demikian, bahaya putusnya jaring berkurang. Zat perekat yang digunakan diproduksi dalam grup kelenjar-kelenjar lain yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Bahan ini sedemikian rekatnya sehingga serangga yang terjerat jaring mustahil dapat lolos.